Logika sebagai sebuah disiplin ilmu tidak dipelajari secara khusus, kecuali pada lingkup terbatas di kampus. Sepengetahuan pribadi penulis, itupun hanya di jurusan tertentu, seperti jurusan filsafat. Adapun jurusan lain barangkali tidak berkepentingan dengan ilmu logika secara langsung.
Akhir-akhir ini, seiring dengan merebaknya kebebasan berpendapat bersama dengan kemudahan akses terhadap media, bisa dikatakan semua orang dapat menyatakan pikirannya dengan leluasa. Demikian pula dengan media massa. Pemberitaan tidak lagi dimonopoli oleh media elite dengan wartawan yang mematuhi aturan dan kode etik jurnalisme. Berita dapat dibuat oleh siapa saja, tak peduli apakah berita itu valid atau tidak.
Keadaan yang demikian menuntut pembaca untuk bersikap kritis terhadap apa yang ia baca. Tak semua berita atau pendapat yang ia baca adalah benar. Untuk itulah penalaran yang ketat dan benar dibutuhkan agar pembaca tidak terjebak pada kesimpulan yang keliru.
Sikap kritis juga dibutuhkan agar pembaca tidak terjebak pada perdebatan yang tidak perlu. Acapkali perdebatan terjadi hanya karena perbedaan persepsi terhadap objek yang menjadi perhatian, padahal persepsi tersebut belum tentu saling menafikan. Perbedaan dalam konteks ini justru bisa digunakan untuk saling melengkapi pandangan, sehingga gambaran pembaca akan realitas akan lebih utuh.
Bukankah memperdebatkan sesuatu yang seharusnya tidak perlu diperdebatkan hanya membuang-buang waktu dan energi?
Menurut pendapat penulis, ini adalah salah satu sebab logika itu perlu. Namun bagaimana halnya dengan ilmu logika? Ilmu logika biasa didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah berpikir sehingga penalaran yang benar dapat dibedakan dari yang salah.
Apakah untuk dapat berpikir secara benar, ilmu logika harus dikuasai terlebih dahulu? Saya kira tidak juga. Sebab setiap orang dapat menggunakan logika secara natural.
Lalu apa pentingnya ilmu logika? Ilmu logika bukan prasyarat untuk berpikir logis, namun sebagai alat bantu, terutama dalam mengurai secara jelas dan sistematis sebuah ide atau pernyataan argumentatif. Sehingga dapat diketahui dengan tepat letak kesalahan penalaran bila memang ada.
Semoga bermanfaat.